Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah
mendengarkan (Al-Qur’an yang kubaca).” Lalu, mereka berkata, “Kami telah
mendengarkan bacaan yang menakjubkan,
Wa annahū kāna rijālum minal insi ya‘ūżūna birijālim minal-jinni fa zādūhum rahaqā(n).
Sesungguhnya
ada beberapa orang laki-laki dari (kalangan) manusia yang meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin sehingga
mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Wa annahum ẓannū kamā ẓanantum allay yab‘aṡallāhu aḥadā(n).
Sesungguhnya
mereka (jin) mengira sebagaimana kamu (orang musyrik Makkah) mengira
bahwa Allah tidak akan membangkitkan kembali siapa pun (pada hari
Kiamat).
Wa annā lamasnas-samā'a fa wajadnāhā muli'at ḥarasan syadīdaw wa syuhubā(n).
(Jin
berkata lagi,) “Sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui
(rahasia) langit. Maka, kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang
kuat dan panah-panah api.
Sesungguhnya
kami (jin) dahulu selalu menduduki beberapa tempat (di langit) untuk
mencuri dengar (berita-beritanya). Akan tetapi, sekarang731) siapa yang (mencoba) mencuri dengar pasti akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).
Catatan Kaki
731) Yang dimaksud dengan sekarang adalah waktu setelah Nabi Muhammad saw. diutus menjadi rasul.
Wa annā lā nadrī asyarrun urīda biman fil-arḍi am arāda bihim rabbuhum rasyadā(n).
Sesungguhnya
kami tidak mengetahui apakah keburukan yang dikehendaki terhadap siapa
yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan terhadap mereka.
Wa annā ẓanannā allan nu‘jizallāha fil-arḍi wa lan nu‘jizahū harabā(n).
Sesungguhnya
kami yakin bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan)
Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya.
Wa annā lammā sami‘nal-hudā āmannā bih(ī), famay yu'mim birabbihī falā yakhāfu bakhsaw wa lā rahaqā(n).
Sesungguhnya
ketika mendengar petunjuk (Al-Qur’an), kami pun beriman kepadanya.
Maka, siapa yang beriman kepada Tuhannya tidak (perlu) takut akan
pengurangan (pahala amalnya) dan tidak (takut pula) akan kesulitan
(akibat penambahan dosa).
Linaftinahum fīh(i), wa may yu‘riḍ ‘an żikri rabbihī yasluk-hu ‘ażāban ṣa‘adā(n).
Dengan
(cara) itu Kami hendak menguji mereka. Siapa yang berpaling dari
peringatan Tuhannya niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang
sangat berat.
Illā balāgam minallāhi wa risālātih(ī), wa may ya‘ṣillāha wa rasūlahū fa inna lahū nāra jahannama khālidīna fīhā abadā(n).
(Yang
aku mampu lakukan) hanyalah menyampaikan (peringatan) dari Allah dan
risalah-Nya. Siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya sesungguhnya
akan mendapat (azab) neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya.”
Ḥattā iżā ra'au mā yū‘adūna fasaya‘lamūna man aḍ‘afu nāṣiraw wa aqallu ‘adadā(n).
Dengan
demikian, apabila melihat (azab) yang diancamkan kepadanya, mereka akan
mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit
jumlahnya.
Liya‘lama an qad ablagū risālāti rabbihim wa aḥāṭa bimā ladaihim wa aḥṣā kulla syai'in ‘adadā(n).
(Yang
demikian itu) agar Dia mengetahui bahwa (rasul-rasul itu) benar-benar
telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedangkan (ilmu-Nya)
meliputi apa yang ada pada mereka. Dia menghitung segala sesuatu satu
per satu.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran